PENDAHULUAN
Gaya Belajar adalah modal belajar
yang konsisten yang digunakan peserta didik dalam menerima, merangsang
informasi yang diberikan dalam berpikir dan memecahkan masalah. Setiap peserta
didik mempunyai gaya belajar yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang
lain. Oleh karena itu perlunya pemahaman pendidik mengenai gaya belajar peserta
didik yang berbeda-beda. Agar setiap anak dapat menikmati pembelajaran.
Multiple Intelegensi adalah suatu kemampuan ganda yang dimilki setiap orang
diantaranya Spasial, Linguistik, Interpersonal, Musical, Naturalis, Bilingual,
Intrapersonal dan Logis Matematis[1]
Setiap siswa pasti mempunyai
kecerdasan masing-masing yang berbeda yang harus berkembang seumur hidup. Namun
setiap siswa juga dapat mempunyai kecerdasan ganda. Untuk mewujudkan kecerdasan
ganda yang dapat dimiliki siswa. Pendidik perlu mengetahui cara-cara agar siswa
dapat mempunyai kecerdasan ganda karena setiap siswa dapat mengembangkan
kecedasan dengan tuntunan dari guru.
Oleh karena itu kita sebagai calon
guru agar selalu membelajari gaya belajar yang merupakan modalitas siswa meraih
kesuksesan. Dan guru juga harus mempelajari macam-macam kecerdasan yang
dimiliki siswa. Agar siswa dapat selalu menikmati pembelajaran. Gaya belajar
yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah spatial.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gaya
belajar spatial atau visual merupakan cara belajar dimana ide, konsep dan data
atau informasi lain ditangkap dan diproses melalui gambar visual dan
teknik-teknik. Gaya belajar ini juga merupakan gaya belajar anak yang dilakukan
dengan sendirinya, misal anak belajar dengan lebih banyak mencatat dan membaca
buku sendiri dari pada berdiskusi dengan teman-temannya. Lebih menguatkan daya
ingat anak dan lebih tertanam pada anak tersebut. Dengan begitu belajar dengan
visual bagus diterapkan pada anak-anak.
B. Ciri – Ciri Gaya Belajar Spatial/Visual
1. Membaca informasi dengan tepat;
2. Membutuhkan suasana belajar yang
tenang;
3. Teratur, memperhatikan segala
sesuatu;
4. Menjaga penampilan;
5. Mengingat dengan gambar;
6. Lebih suka membaca dari pada
dibacakan;
7. Mengingat apa yang dilihat;
8. Memberikan gambaran visual yang
jelas ketika menjelaskan sesuatu;
9. Mudah membaca peta atau diagram;
10. Suka melamun dan berfantasi seni.
Anak
visual/spatial umumnya selalu memusatkan fokusnya pada guru yang mengajar,
dengan duduk di barisan paling depan di kelasnya, serta mengamati pengajaran
dari guru dengan seksama.[2]
Biasanya ketika guru mencatat di papan tulis, ia pun menyalin catatan tersebut
dengan rapi di bukunya. Bahkan, terkadang ia dapat meminta gurunya untuk
menggambarkan hal-hal yang dapat memudahkannya dalam memahami topik pelajaran.
Ketika diberikan tampilan video, ia akan sangat cermat mengamati informasi yang
terkandung di dalamnya.
Menurut
R. Philip, anak-anak dengan gaya belajar visual kurang menyukai diskusi
kelompok di kelas, namun mereka membuat berbagai gambar visual dalam merespons
topik-topik yang dibahas dalam diskusi. Sedangkan menurut Haggart, anak dengan
gaya belajar visual lebih memilih mempelajari sesuatu dengan melihar
demonstrasi atau peragaan dari suatu informasi.
Karena
itu, observasi, analisa dan me-review pelajaran merupakan cara favoritnya untuk
belajar. Anak tipe ini terkadang membuat coret-coretan ketika mendengarkan atau
dijelaskan menganai suatu informasi. Suka highlight tulisan menggunakan spidol,
membuat bagan, dan menggambar seringkali menjadi pilihan aktivitas mereka
ketika belajar.
C. Kelebihan Dan Kekurangan
Spatial/Visual
Kelebihannya adalah:
1. Mampu mengingat detail dan warna
dengan sangat baik;
2. Mampu membaca, mengeja, dan
menghafal pelajaran dengan baik;
3. Sangat baik dalam mengingat wajah
seseorang, namun seringkali lupa mengingat nama;
4. Saat menghafal dan memahami suatu
informasi, biasanya mereka memvisualisasikan gambar atau image dalam
pikirannya;
5. Umumnya berpenampilan rapi dan baik;
6. Ketika memecahkan masalah cara yang
dilakukan oleh anak visual adalah dengan membaca informasi, serta membuat
daftar mengenai masalah atau hambatan apa saja yang ia hadapi.
Kelemahannya
adalah:
1.
Sulit belajar dalam suasana yang bisingdan banyak gangguan;
2.
Sulit memahami penjelasan guru tanpa disertai dengan gambar
atau bagan;
3.
Terganggu konsentrasinya saat melihat tampilan (baik
penampilan seseorang atau tampilan suatu informasi) yang menurutnya tidak
menarik atau justru jelek.
D. Cara Memaksimalkan Kemampuan Anak
Spatial/Visual
Ada
beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua atau guru untuk mrmaksimalkan kemapuan
anak, yaitu:
1. Ajarkan anak untuk memahami
informasi dari gambaran besarnya dulu secara umum, sambil memahami informasi
melalui detil-detil yang lebih spesifik.
2. Untuk membantu anak menghafal,
gunakan flashcard atau kartu kecil berisi kata kunci dari masing-masing
informasi yang sedang dipelajari.
3. Ajak anak untuk mencari
materi-materi alternatif dari berbagai sumber.
4. Ajarkan anak setiap hari untuk
disiplin dalam mengulang pelajaranyang telah ia catat.
5. Sediakan beragam highlighter atau
spidol warna terang agar anak dapat menandai bagian-bagian penting dari buku
atau catatannyaagar lebih mudah dilihat dan dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Deporter, Bobbi. 1992. Quantum Learning. Bandung:
Mizan Media Utama
Detik.com
http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya1.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar